Fakta Tentang Busi yang Harus Diketahui

Kita semua pasti tahu apa peranan busi di dalam proses pembakaran bukan?. Karena fungsi busi yang begitu vital tersebut, maka tentunya busi memiliki usia pakai. Bahkan di saat fungsinya terkesan masih dalam kondisi optimal sekalipun, busi sudah harus Anda ganti bila memang sudah waktunya.

Nah, untuk itu mari kita simak tentang fakta-fakta busi agar kita lebih mengenal peranan busi dalam sebuah mesin kendaraan.

1. Busi Perlu pergantian Secara berkala

Pergantian pada sebuah busi selalu didasari dua faktor, yaitu faktor jarak tempuh pemakaian dan faktor tingkat kerusakan.

Dua faktor ini pun saling terkait antara satu dengan lainnya.

Tidak sama dengan pelumas, pada busi tidak dipengaruhi oleh waktu. Bila mesin didiamkan lama dan terus menerus atau tidak bekerja, busi tidaklah mengalami perubahan. Menurut sebuah penelitian, disebutkan bahwa setiap jenis busi ditentukan oleh usia pemakaian.

2. Jenis busi di pasaran

Dewasa ini terdapat tiga type busi yang beredar di hal layak, yaitu busi tanpa logam mulia, busi dengan logam mulia tunggal, dan busi dengan logam mulia ganda. Tingkat keausan pada masing-masing jenis juga berbeda-beda.

Pada bagian kepala busi yang posisinya berada dalam ruang pembakaran itu dilengkapi oleh dua elektroda, yaitu bagian elektroda pusat dan elektroda ground. Nah, fungsi ujung busi tersebut untuk menghasilkan percikan listrik yang berguna untuk memulai proses pembakaran dalam blok silinder. Busi yang dikatakan aus adalah bila celah antar-elektroda semakin renggang yang disebabkan karena pengikisan.

3. Bagaimana Bila busi diganti?

Celah normal dua elektroda pada busi mobil adalah berkisar 0,8-0,9 mm. Bila telah melewati batas, maka itu menunjukan kalau busi sudah harus diganti. Celah yang lebar nantinya akan membuat lompatan arus menjadi sulit. Semakin jauh jarak celahnya, mak suplai tegangan listrik yang dibutuhkan akan semakin besar pula.

Bila kondisi keausan dibiarkan terus menerus, maka akan mengakibatkan terjadinya berbagai kendala. Contoh komponen kelistrikan yang akan rusak akibat kondisi tersebut adalah, idle mesin akan tidak stabil, akselerasi akan turun, mesin sulit distarter hingga berimbas pada konsumsi bahan bakar meningkat.

4. Jenis busi dan Jenis keausannya

Bila kita menggunakan perhitungan dengan pemakaian per kilometer, maka busi tanpa logam mulia adalah yang terendah. Sebenarnya busi dengan type ini sudah tidak populer lagi di kalangan umum, sebab kedua elektrodanya merupakan nikel yang tingkat keausannya tinggi. Apalagi mengingat mesin-mesin dewasa ini umumnya memilik kompresi tinggi. Pergantiannya adalah pada setiap 20.000 km.

Sedangkan busi dengan logam mulia tunggal, yang digunakan pada elektroda pusatnya adalah iridium atau platinum. Busi sejenis ini biasanya dipergunakan untuk keperluan modifikasi untuk tujuan mendongkrak performa.

Kalau dalam hal durabilitas, maka dapat dikatakan antara busi logam mulia dengan yang standar hasilnya adalah sama.

Sedangkan bila busi dengan logam mulia ganda, masa pemakainya lebih lama, yaitu kisaran antara 100.000 km. Kedua elektroda yang dipakainya pun sudah cukup kuat menahan pengikisan.

Demikian sejumlah fakta tentang peranan busi dalam proses pembakaran di mesin. Dengan memakai busi yang sesuai dengan ketentuan mesinnya, maka performa mesin tentuya akan semakin optimal dan akan lebih awet.

Semoga bermanfaat dan dapat membantu Anda agar lebih bijak sebelum memutuskan memilih busi untuk kendaraan Anda.

Demikian sejumlah fakta tentang peranan busi dalam proses pembakaran di mesin. Dengan memakai busi yang sesuai dengan ketentuan mesinnya, maka performa mesin tentuya akan semakin optimal dan akan lebih awet.

Android DISINI
iPhone DISINI 

#GaransiSeumurHidup
#TriviaBengkelTekno
#BengkelTekno
#BengkelBodyRepair
#BengkelMobil

Write your comment Here

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com